Selasa, April 07, 2009

SEBUAH DO’A

Ya Allah...
Jangan biarkan aku berharap pada selain Engkau
Karena aku yakin,
Itu hanya akan membuatku kecewa dan terluka...
Ya Allah...
Jangan Engkau biarkan aku mencintai sesuatu melebihi Engkau..
Karena aku yakin..
CintaMu pada hamba-hambaMu tak kan tertandingi oleh siapapun di dunia ini....

Ya Allah..
Maafkan aku, ampuni aku, dan sayangilah aku..
Bimbinglah aku agar senantiasa berjalan pada garis orbitmu..

Amiiin

16 CIRI ORANG YANG SULIT

1. Bicara terlalu banyak
2. Tidak mau bicara
3. Terlalu lancang dan terlalu banyak bertindak
4. Terus menerus minta pendapat
5. Pembosan
6. Malu dan peragu
7. Tidak mau membantu orang lain
8. Suka bercakap-cakap
9. Mempunyai perbendaharaan kata yang terbatas
10.Salah tapi merasa benar
11. Mempunyai konflik pribadi
12. Suka bertele-tele
13. Suka melantur
14. Suka membantah/merasa sudah pintar
15. Terus menerus mengeluh
16. Selalu tidak cocok dengan orang lain

(Sumber : Psikologi Patnership dan Sinergis)

”Ya Allah, bimbinglah aku agar aku bisa senantiasa memperbaiki diriku dan tidak termasuk pada salah satu dari ciri-ciri tersebut..”

HATI-HATI DENGAN RINDU

Selamat Datang di BlogkuJangan pernah merindukan sesuatu secara berlebihan. Karena yang demikian itu menyebabkan kegelisahan yang tak pernah padam.

Seorang muslim akan bahagia ketika dapat menjauhi 3 hal, yaitu :

☻ KELUHAN
☻ KESEDIHAN
☻ KERINDUAN

Demikian pula ketika ia dapat mengatasi keterasingan, keterputusan, dan keterpisahan. Betapa yang demikian itu adalah tanda kehampaan hati.

( Sumber : La Tahzan)

Sabtu, Maret 28, 2009

MENJADI GURU YANG BAIK DAN BENAR



By : Tuanputrie




Guru adalah profesi yang sangat mulia. Karena gurulah yang membuat seseorang bisa menjadi presiden, jadi politisi, jadi profesor, jadi pengusaha dan lain-lain. Terlebih lagi guru SD, sungguh sangat besar jasanya bagi kita semua. Tanpa beliau, tidak sedikit orang yang buta huruf dan kehilangan etika. Karena, guru SD lah yang mengajari kita membaca dan menulis serta bernyanyi (sebelum ada Taman Kanak-Kanak). Kemudian, guru SD juga yang mengenalkan kita budi pekerti luhur, sopan santun, dan saling menyayangi sesama. Seperti lagu yang pernah saya dapatkan ketika SD ”Hormati gurumu sayangi teman, itulah tandanya kau murid budiman.”

Begitu mulianya tugas seorang guru. Mengajari anak orang supaya bisa membaca dan menulis serta memperoleh ilmu pengetahuan, kemudian mendidik anak orang supaya menjadi manusia yang baik dan bermanfaat untuk orang banyak. Dengan demikian, sungguh berat sebenarnya tugas seorang guru. Guru mengajar dan mendidik siswa dalam rangka mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, berakhlak mulia, serta mampu melakukan perubahan-perubahan di tengah masyarakat . Bisa dikatakan bahwa gurulah tolak ukur keberhasilan dunia pendidikan di negri ini. Di tangan gurulah masa depan generasi muda ini ditentukan. Oleh karena itu, sebagai guru kita mesti berhati-hati dalam menjalankan tugas mulia ini. Jika kita salah dalam mendidik mereka, maka akan salah pula nanti produk pendidikan yang dihasilkan. Ingat, bahwa yang kita cetak ini manusia. Jadi, butuh kerja keras dan kesabaran ekstra. Lain halnya dengan mencetak kue. Ketika kita ingin membuat kue bolu, tinggal siapkan bahan, diadon, masukkan ke cetakan, trus di masak. Selesai. Jadilah kue bolunya. Sangat gampang. Namun, meskipun demikian, kita pun perlu hati-hati dalam membuatnya. Karena, jika salah dalam mengadon bahannya, bisa jadi kue kita jadi bantat dan jika ga dikontrol apinya, bisa jadi kue kita gosong.

Nah, dalam pendidikan, yang akan kita cetak itu adalah manusia. Bukan tepung terigu dan telur yang tidak pernah protes meskipun kita campur aduk dengan bahan apapun. Kalau yang kita cetak adalah makhluk hidup, kita harus lebih banyak belajar dan terus meningkatkan ketrampilan dalam mencetaknya. Agar output yang dihasilkan juga sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam pendidikan, output yang kita harapakan tentunya adalah siswa yang bukan hanya baik saja, tetapi juga harus benar. Oleh karena itu, guru sebagai pencetaknya, juga harus melakukan pengajaran dan pendidikan dengan cara yang baik dan benar. Ingat, baik saja belum cukup. Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Mengajar adalah sesuatu yang baik, tetapi belum tentu kita mengajar dengan cara yang benar. Oleh karena itu, baik dan benar harus menjadi satu kesatuan yang utuh, yang berjalan bersama-sama dan tidak ada yang boleh tertinggal.

So, bagaimana supaya kita bisa menjadi guru yang baik dan benar??
Menurut saya, ada beberapa hal yang mesti dilakukan oleh setiap guru, diantaranya :

1. Meluruskan niat menjadi guru.

Banyak kita-kita, menjadi guru hanya sekedar pelarian saja. Karena tidak dapat pekerjaan lain, karena kebutuhan PNS guru lebih besar dibandingkan dengan PNS lainnya, dan karena banyak hal yang lain. Jika begini, maka kita tidak akan pernah memiliki target dan visi yang jelas ketika menjadi guru. Mungkin cenderung hanya berorientasi pada materi semata, bukan keberhasilan pendidikannya. Oleh karena itu, sebelum menjalani profesi sebagai guru atau yang sudah menjadi guru, marilah sama-sama kita meluruskan niat lagi, kenapa kita menjadi guru? Hanya sekedar mencari nafkah atau memang benar-benar ingin mengabdikan diri di dunia pendidikan agar dapat mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas?
2. Memiliki akhlak yang mulia

Istilah ”guru”, sering kita kenal dengan ”digugu dan ditiru”. Nah, ini berarti bahwa guru merupakan suri tauladan bagi murid-muridnya. Segala gerak-gerik, perkataan, dan tingkah laku guru sedikit banyaknya akan dicontoh oleh murid-muridnya. Oleh karena itu, kita mesti mencontohkan akhlak yang mulia bagi murid-murid kita. Agar mereka juga bisa menjadi manusia yang berakhlak mulia.
So, hindarilah sifat-sifat tercela seperti membenci, marah yang berlebihan, mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor, mencaci maki murid, dendam terhadap murid, dan berlaku tidak sopan terhadap murid. Hargailah murid terlebih dahulu sebelum kita minta murid untuk mengahargai kita. Sayangilah murid, sebagaimana kita sayang pada anak kita sendiri. Jika kita tidak mampu untuk menampilkan ahlak yang mulia, maka kecil harapan kita bisa mencetak siswa yang berakhlak mulia. Bukankah akhlak itu sangat penting dalam proses pendidikan manusia?
3. Senantiasa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik

Jika sekarang kita sudah baik, berusahalah terus untuk menjadi lebih baik dihari-hari berikutnya. Jika kita belum baik, maka perbaiki diri kita mulai sekarang dan terus ditingkatkan untuk hari-hari berikutnya. Yang jelas, semuanya itu proses belajar. Jika hari ini kita salah dalam memperlakukan murid, maka belajarlah untuk memperbaikinya di lain waktu. Dengan demikian, murid juga akan mencontoh kebiasaan kita, yakni senantiasa belajar untuk menjadi lebih baik.
4. Pandanglah murid itu sebagai manusia yang telah memiliki potensi masing-masing.
Jangan pandang mereka sebagai gelas kosong yang siap kita tuangi air sampai penuh, bahkan meluber. Setiap manusia pasti memiliki potensi, kita tinggal menggali dan mengembangkannya saja. Dengan demikian, proses belajar akan lebih bermakna dan memperoleh hasil yang maksimal.

5. Jangan pernah merasa diri kita selalu benar dan murid tidak boleh lebih benar dari kita.
Setiap manusia tidak ada yang sempurna. Meskipun kita guru dan lebih tua dari murid, tetap saja berpeluang untuk salah. Dan murid, meskipun lebih muda dan mungkin ilmuya belum sebanyak kita, tetap berpeluang untuk lebih benar dari kita. Kita sama-sama manusia, yang memiliki peluang yang sama untuk berbuat salah. So, jangan merasa benar sendiri...
Mengajar itu ibadah, jadi.. jangan pernah berputus asa atas berbagai masalah yang kita temui selama menjalani proses pendidikan ini. Insyaallah, amal baik kita selama menjadi guru akan membawa kita pada derajat kemuliaan di sisi Nya.

Semoga bermanfaat.

Kamis, Februari 19, 2009

JURUS AMPUH SUKSES BELAJAR MATEMATIKA

Oleh : TuanPutrie

MATEMATIKA, merupakan kepanjang dari : Membuat Aku Tidak Enak Makan Atau Tidur Itu Karena Asahotak...
Wadowh…mengerikan sekali ya?? Cuman ngasah otak aja sampe ga enak makan dan tidur. Tu lah..mangkanya bagi anak-anak yang cepat mengeluh, Matematika dijadikannya Momok di sekolahnya. Sehingga, bawaannya tegang melulu kalo mendengar kata Matematika. Malas, kalo dihadapkan dengan rumus-rumus matematika. Selebar apapun senyum dan selembut apapun suara sang guru ketika menjelaskan pelajaran matematika di kelas, tetap saja tidak masuk otak. Masuk lewat telinga kiri, kemudian belum sampai ke otak udah mental lagi keluar, akhirnya satupun penjelasan yang keluar lewat mulut gurunya yang sesabar dan secerdas apapun, tak ada yang nyangkut ke otak sama sekali. Satu hal yang menjadi penyebabnya, “cara pandang yang salah terhadap matematika”. Mereka udah berprasangka buruk duluan terhadap matematika. Pelajaran yang sulit lah, susah, menjengkelkan, dan melelahkan, begitulah anggapan sebagian besar siswa.
Namun, bagi anak yang suka dengan tantangan dan hobi berfikir, akan menjadikan kepanjangan MATEMATIKA di atas sebagai kekuatan bagi dirinya untuk selalu bekerja keras menaklukkan rumus-rumus matematika dan memecahkan persoalan-persoalan kehidupan yang berkaitan dengan Matematika. Dia akan semakin cinta dengan matematika, karena dengan mempelajari matematika, otaknya akan semakin terasah sehingga akan semakin tajam, meskipun harus kurang tidur ataupun tidak enak makan. He..he..he..
Tapi, terlepas dari kepanjangan matematika tersebut, pada dasarnya ada tiga jurus ampuh agar sukses belajar matematika, yaitu :

1. Ubah cara pandang terhadap Matematika

Mulai sekarang, jangan lagi donk beranggapan bahwa matematika itu momok, matematika itu sulit dan menyebalkan. Ganti dengan anggapan bahwa Mathematics is Fun. Yakin deh, kalo cara pandang sudah berubah, maka sikap kita terhadap matematika juga akan berubah. Yang tadinya tidak suka, menjadi suka. Yang tadinya benci jadi cinta. De el el. Inget, kata Stephen R. Covey bahwa Paradigma itu melahirkan tingkah laku…

2. Cari tahu aplikasi topik-topik dalam matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, Trigonometri itu aplikasi dalam kehidupan sehari-harinya apa, Peluang itu apa, Fungsi Kuadrat itu apa, dan seterusnya. Kalo kalian udah tau keguanan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan sadar bahwa matematika itu banyak manfaatnya dalam kehidupan, yakin deh..kalian pasti bakal tambah cinta sama matematika, dan so pasti kalian pasti bakal pinter matematika.

3. Rajin latihan, jangan mudah putus asa.

Stephen R. Covey selanjutnya mengatakan bahwa sikap atau tingkah laku akan melahirkan kebiasaan, dan kebiasaan akan membentuk karakter. Nah, kalo kalian udah bersikap positif terhadap matematika, kalian pasti bakal senang untuk selalu mengulang pelajaran tersebut. Kalau sudah dilakukan berulang-ulang, kalian akan terbiasa berhadapan dengan matematika, dan akhirnya kalian akan menjadi cerdas matematika, sebuah karakter yang melekat dalam diri anda setelah kalian melakukan kebiasaan berinteraksi dengan matematika.
Jangan berputus asa jika berhadapan dengan soal-soal atau materi yang sulit, teruslah berlatih, pasti kalian mampu menaklukkan soal sesulit apapun. Ingat, matematika itu “pasti”, dari dulu sampai sekarang yang diajarkan juga cuma itu-itu aja. Jadi, yakinlah bahwa soal-soal dalam matematika pasti ada penyelesainnya dan itu pasti bisa kita kuasai keseluruhan. Ingat pepatah “Bisa karena biasa”. Kalian pasti bisa matematika, jika kalian terbiasa berinterkasi dengan matematika.

Percaya atau enggak, cobain aja dulu…! Saya yakin… asal beneran menjalankan jurus ampuh ini, kalian pasti bakal jadi The king of Mathematics. [TuanPutrie]

STRATEGI BELAJAR EFEKTIF


Oleh : TuanPutrie

Pengen efektif dalam belajar dan mendapatkan hasil yang sempurna?? Ikutilah strategi berikut :
Rajin Membaca
Membaca itu sarana yang paling tepat untuk memperoleh ilmu. Buktinya, Allah menurunkan Al Qur’an dengan suratnya yang pertama : Iqra’, bacalah. Berarti, Allah itu memerintahkan umatNya untuk rajin membaca.
Nah, kalo kalian pengen mendapatkan hasil yang sempurna dalam belajar, rajinlah membaca. Setelah guru menjelaskan di kelas, sepulang sekolah bacalah kembali catatannya. Sebelum guru menjelaskan sebuah materi tertentu, bacalah terlebih dahulu materi tersebut di buku teks yang kalian punya, atau kalian pinjem di perpustakaan. Bacalah buku-buku pendukung materi belajar di sekolah, jangan Cuma mengandalkan buku paket yang digunakan oleh guru saja. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak referensi, sehingga akan memperkaya ilmu kita. Rajin-rajinlah membaca koran/majalah yang sekiranya dapat menambah wawasan ataupaun pengetahuanmu. Kalo kalian rajin membaca, saya yakin…keberhasilan sudah berada di depan matamu, tinggal kalian lanjutkan ke strategi berikutnya agar bisa menggenggam keberhasilan tersebut.

Sering Berfikir
Apa yang sudah kalian baca di buku-buku tersebut, kemudian pikirkanlah, dicerna, dianalisis, dan dipahami. Pelajaran yang sudah dijelaskan oleh guru, setelah dibaca ulang di rumah, kamudian di pikirkan dan direnungkan, supaya kalian bisa lebih ingat dan lebih memahami pelajaran tersebut. Kalo sudah paham, insyaallah akan mudah menerima materi pelajaran berikutnya.

Langsung Bertindak
Kalau sudah paham, langsung bertindak. Kerjakan soal-soal yang baru. Atau segera pelajari materi berikutnya yang akan diajarkan esok hari. Atau segera bertindak untuk mengaplikasikan pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Intinya, langsung saja bertindak. Bertindak apapun, yang bakal membuat kalian lebih memahami dan lebih menguasai bahkan bisa lebih mengembangkan materi pelajaran tersebut. Lakukan secara kontinu, istiqomah, dan pantang menyerah.
Ketiga strategi tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan. Setelah membaca, pikirkan, kemudian bertindak. Pokoknya, jangan sampai ada salah satu proses yang terlewati. Misalnya, kalian hanya membaca saja, tanpa melakukan proses pemahaman dengan berpikir dan tidak bertindak langsung untuk mempelajari lebih dalam. Kalau begini, kalian tentunya tidak kan berhasil sempurna. [TuanPutrie]

EMPAT ALASAN KENAPA ANAK SUKA BERBOHONG

Oleh : TuanPutrie

Menurut pengamatan saya selama ini, secara umum ada empat alasan kenapa anak suka berbohong, yaitu :

1. Takut dimarah

Takut dimarah orang tua, kakak, teman, ataupun guru, sepertinya sangat menjadi alasan kenapa anak berbohong pada kita. Coba aja diamati dalam lingkungan kita. Anak kita, adik kita, murid kita, ataupun anak tetangga kita pasti sebagian besar dari mereka pernah berbohong. Ketika anak pulang sekolah terlambat, misalnya. Pas ditanya orang tuanya, dia bilang abis belajar kelompok. Padahal dia jalan ke Mall dulu atau nongkrong-nongkrong sama teman-teman di kosan, atau ada alasan lain, yang kalo diketahui orang tuanya, dia bakal kena marah.
Seorang murid yang menyelewengkan uang SPP pemberian orang tuanya sehingga SPP nya nunggak, ketika ditanya oleh walikelasnya kenapa SPPnya belum dibayar, dia bilang bahwa orang tuanya sedang belum ada uang sehingga belum bisa membayar SPP. Bagi yang anak kos, paling-paling bilang bahwa kiriman belum sampai. “Belum dapat kiriman, Bu” begitulah dalihnya ketika walikelas mengingatkan untuk segera melunasi uang SPPnya.
Kemudian, ketika di rumah ditanya sama orang tuanya, uang SPPnya sudah dibayar atau belum, dia bilang “sudah”. Ambil langkah aman, pasti pikirnya begitu. Kalo dia bilang belum, pasti bakal kena hajar oleh ayahnya yang sangar dan dimaki-maki oleh ibunya yang cerewet. Ntar, kalo sang walikelas menyampaikan ke orang tuanya bahwa uang SPPnya belum dibayar, baru..tahu rasa.., Kelabakan..!
Bapak/ibu, teman-teman, ataupun para pelajar sekalian, pasti bisa mengamati anak-anak dilingkungan anda. Bagi anak-anak yang pernah berbohong, pasti sepakat dengan pendapat saya ini dan pasti bilang, “Emang iya si.., dari pada jujur kena marah, lebih baik tidak jujur..” Iya gak?? Pasti deh, karena saya juga pernah ngalaminnya sih…, he..he..he..

2. Menjaga Reputasi

Ada juga anak yang berbohong karena menjaga reputasinya, menjaga harga dirinya, menjaga namanya agar senantiasa dikenal baik oleh orang lain. Coba deh kita amati di lingkungan kita. Ketika ketahuan oleh orang tuanya bahwa uang SPPnya belum dibayarkan, dia pasti berdalih, “Dipinjem teman, Ma. Saya kasian liat temen saya benar-benar membutuhkan uang” Begitulah, ataupun mungkin ada alasan lain yang sejenis, intinya ingin melindungi diri dari pandangan buruk orang tuanya. Ingin mempertahankan posisinya sebagai anak baik yang selalu jujur dan suka membantu orang lain yang kesusahan.
Contoh lain ketika ulangan, misalnya. Para murid senang sekali mencontek, hanya karena ingin mendapat nilai tinggi. Dia rela melakukan penipuan, bahkan menipu diri sendiri untuk sebuah pujian “kamu anak yang pintar”. Kalau nilai ulangannya bagus, tentunya guru akan senang dan orang tua akan bangga. Tak tahulah mereka, apakah hasil dari anak tersebut halal atau tidak. Yang penting, nilainya bagus. Iya gak?
Jangankan dikalangan anak-anak, orang dewasa pun banyak yang melakukan hal ini. Contohnya aja bapak-bapak yang suka selingkuh. Pembaca sekalian boleh setuju boleh tidak kalo saya mangatakan bahwa selingkuh itu sama dengan berbohong. Dengan berselingkuh, dia telah membohongi istri dan anak-anaknya. Dia juga telah membohongi publik. Karena tidak mau dipandang buruk oleh istri, anak, ataupun lingkungannya, maka dia tidak mau mempublikasikan hubungannya dengan wanita lain. Dia memilih untuk menyembunyikan kelakuannya karena ingin menjaga agar reputasinya di mata orang lain tetap baik. Sungguh..keterlaluan. Iya gak?
Kalo ga percaya, amatilah lingkungan disekitar anda.., kebohongan itu dapat terjadi karena naluri seseorang ingin “mempertahankan nama baiknya”.

3. Ingin Meraup Keuntungan

Tak sedikit anak berbohong karena ingin meraup keuntungan. Misalnya, uang LKS yang harganya Rp.7000,- dilaporkannya dengan orang tua Rp.10.000,-uang iuran kelas Rp. 20.000,- dia minta uang ke orang tuanya Rp.25.000,-, dan seterusnya. Ini semua dilakukan semata-mata supaya mendapat uang lebih yang bisa digunakan untuk memenuhi keinginan pribadinya yang sebenarnya tidak terlalu bermanfaat. “Dari pada minta terus terang tidak diberi, lebih baik aku korupsi.” Kebanyakan mereka berpendapat begitu.
Nah, begitulah manusia. Masih kecil saja sudah korupsi, apalagi yang sudah dewasa? Tindakan korupsi, baik itu dalam skala kecil maupun skala besar, seperti yang sering dilakukan oleh para pejabat di Negara kita ini, semuanya adalah suatu praktik “penipuan atau pembohongan” yang dilandasi oleh keinginan untuk meraup keuntungan pribadi yang melimpah. Tak pikir panjang lagi, bahwa sesungguhnya ada orang yang merasa dirugikan oleh tindakannya tersebut. Na’udzubillah.

4. Penyakit

Ini yang paling berbahaya. Sering berbohong karena penyakit yang telah merajalela dalam dirinya. Kalau tidak berbohong, rasanya tidak tentram hidup. Penyakit suka berbohong, ini merupakan penyakit psikologi yang sangat berbahaya. Bisa jadi ini disebabkan karena kebiasaan berbohongnya telah dilakukan berulang ulang sehingga membentuk sebuah karakter pembohong dalam dirinya. Kalau seseorang, dari kecil sudah terbiasa berbohong, maka ketika dewasa dia akan semakin terbiasa untuk berbohong dengan tingkat yang lebih tinggi.
W”aspadalah…., kalo anak atau murid kita sudah terserang penyakit suka berbohong, sebaiknya perlu dibawa ke psikolog deh..!

Empat alasan tersebut, saya pikir bisa saling berkaitan satu sama lainnya. Maksudnya, seorang anak bisa saja berbohong karena salah satu alasan di atas, ataupun karena gabungan dari beberapa atau semua alasan di atas. Yang jelas, sebagai guru, orang tua, kakak, ataupun sebagai teman, sebaiknya kita berhati-hati terhadap anak yang suka berbohong, dan segera mencari solusinya, agar sang anak berhenti berbohong. Bagi yang merasa masih anak-anak, ataupun bahkan yang merasa pernah mengalami, mari kita renungkan, “Apa alasan utama saya berbohong??” Lalu.. Berhentilah berbohong, karena “Jujur” sepertinya lebih membahagiakan dan menentramkan jiwa. [TuanPutrie]